Selasa, 15 Juni 2021

PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL SISWA (HOME BASED CHEMISTRY PRATICUM)


Praktikum adalah kegiatan belajar dalam bentuk pengamatan, percobaan atau pengujian suatu konsep atau prinsip materi yang dilakukan di dalam atau di luar laboratorium. Praktikum merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan, terlebih lagi dalam proses pembelajaran yang membutuhkan pembuktian seperti mata pelajaran kimia. Melalui praktikum, siswa juga dapat mengasah kemandirian, berpikir kritis, dan kolaboratif. Berdasarkan pengalaman, praktikum juga sering menjadi stimulus bagi siswa dengan kemampuan rata-rata untuk mengembangkan kompetensinya. Sering saya jumpai siswa dengan kemampuan rata-rata (dilihat dari nilai ulangan harian) dalam teori kimia justru menunjukkan perfoma yang baik dalam merangkai alat praktikum, dalam melakukan proses praktikum ataupun saat melaporkan praktikumnya (misal lewat video). Seringkali siswa yang luput dari perhatian kita saat pembelajaran teori di dalam kelas akan menunjukkan auranya saat melakukan praktikum. 

Praktikum kimia tidak boleh hanya terpaku pada alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia sekolah. Lingkungan di sekitar kita juga dapat dijadikan sebagai laboratorium. Apalagi untuk masa PJJ di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, disaat siswa tidak bisa hadir ke sekolah maka lingkungan di sekitar tempat tinggalnya dapat dijadikan laboratorium. Alat dan bahan praktikum dapat ditemukan di rumah, di lingkungan sekitar rumah, di warung atau toko dekat rumah siswa. Kondisi PJJ tidak akan menjadi halangan bagi siswa untuk terus belajar dan berkreativitas.

Banyak topik kimia yang dapat dipraktikkan melalui kegiatan praktikum berbasis lingkungan tempat tinggal siswa (home based practicum).

  1. Membuat model bentuk molekul. Bahan yang digunakan adalah plastisin warna-warni dan tusuk gigi atau tusuk sate. 
  2. Menguji larutan elektrolit dan nonelektrolit. Bahan yang diperlukan adalah larutan gula, larutan garam, air keran, air sumur, air sungai, minuman bersoda, dan larutan lain yang dijumpai di lingkungan rumah. Alat yang diperlukan adalah gelas plastik atau gelas kaca, kabel, batre dan bola lampu kecil. 
  3. Menentukan reaksi eksoterm dan endoterm. Bahan yang diperlukan adalah air, karbid, soda kue dan cuka. Alat yang diperlukan adalah gelas dan pengaduk. 
  4. Menentukan pengaruh faktor-faktor penentu laju reaksi. Bahan yang diperlukan adalah air dan tablet CDR, cangkang telur dan cuka, air (dingin, normal, hangat) dan tablet CDR dan balon. Alat yang diperlukan adalah gelas dan pengaduk. 
  5. Memperkirakan pH dari larutan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan yang diperlukan adalah berbagai larutan yang ditemui di rumah dan ekstrak kol ungu. Alat yang diperlukan adalah gelas. 
  6. pH buffer . Bahan yang diperlukan adalah minuman bersoda yang tak berwarna, cuka, air, larutan kapur sirih dan ekstrak kol ungu. Alat yang diperlukan adalah gelas dan sendok.
  7. Kelarutan. Bahan yang diperlukan adalah garam dan air. Alat yang diperlukan adalah gelas dan sendok. 
  8. Membuat koloid dan menunjukkan sifat-sifatnya. Bahan yang diperlukan adalah air, serbuka agar-agar, susu, santan atau bahan koloid yang lain, cuka. Alat yang diperlukan adalah panci, pengaaduk, cetakan, gelas baskom, senter dan alat lain yang diperlukan. 
  9. Penurunan tekanan uap. Bahan yang diperlukan adalah air dan garam. Alat yang diperlukan adalah gelas, penutu gelas/ plastik, dan karet. 
  10. Penurunan titik beku. Bahan yang diperlukan adalah bahan untuk membuat es putar, es batu, garam dapur. Alat yang diperlukan plastik, kaleng, gelas dan baskom. 
  11. Kenaikan titik didih. Bahan yang diperlukan adalah air, garam atau gula. Alat yang diperlukan adalah kompor, panci dan stopwatch. 
  12. Tekanan osmotik. Bahan yang diperlukan adalah timun atau wortel, garam dan air. Alat yang diperlukan adalah gelas. 
  13. Uji amilum. Bahan yang diperlukan adalah berbagai bahan makanan yang ingin diuji seperti nasi, singkokng rebus, ubi rebus, jagung rebu, atau bahan makanan yang lain sesuai keinginan, larutan iodin. Alat yang diperlukan adalah piring atau mangkok dan sendok. 
Melalui kegiatan praktikum berbasis lingkungan tempat tinggal siswa diharapakan tercapai tujuan-tujuan berikut:
  1. Siswa dapat membuktikan secara langsung teori yang sudah dipelajari.
  2. Siswa mengetahui bahwa banyak peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan teori kimia. 
  3. Menumbuhkan berpikir kritis saat siswa merangkai praktikum, mengolah hasil, menghubungkan dengan teori yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan dari praktikum yang dilakukan. 
  4. Menumbuhkan kemandirian dalam bentuk mencari prosedur praktikum sendiri, menyiapkan alat dan bahan, melaksanakan praktikum sendiri (kondisi PJJ), dan melaporkan sendiri. 
  5. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam bentuk mengartikan dan mengadopsi serta memodifikasi (jika perlu) prosedur praktikum, kemudian dalam melaporkan praktikum (misal dalam bentuk video) akan terasah kreativitas mengedit video. 
  6. Meningkatkan kolaborasi antar siswa. Dalam kondisi PJJ kolaborasi siswa dapat terjadi secara daring, dimana siswa berbagi informasi dalam menyusun praktikum atau melaporkan praktikum. 
Berikut ini adalah beberapa dokumentasi siswa SMA Negeri 2 Tabanan yang saya ajar saat melakukan praktikum berbasis tempat tinggal di rumah pada tahun pelajaran 2020/ 2021. 
1. Video praktikum memperkirakan pH larutan dengan indikator kol ungu (topik kimia kelas XI semester 2)
2. Video praktikum uji larutan elektrolit dan nonelektrolit. Topik kimia kelas X smester 2. 
3. Video praktikum penurunan titik beku. Topik kimia kelas XII semester 1. 

Kegiatan ini akan terus berlanjut untuk tahun pelajaran berikutnya baik itu pada kondisi PJJ atau tatap muka. Jika dalam PJJ maka sepenuhnya alat, bahan dan praktikum dilakukan di rumah siswa masing-masing. Sedangkan jika tatap muka maka bahan yang diperoleh dari lingkungan tempat tinggal siswa akan dibawa ke laboratorium sekolah. 



---Our "Chemistry" Class---

2 komentar:

  1. Inilah Pembelajaran Kimia yang kontekstual melakat di hati. Sangat menarik tentunya, jadi teringat ketika SMA dulu, sekolah belum memiliki fasilitas lab. yang cukup, jadinya hanya bisa mengkhayal dengan berbagai teori yang diberikan. Pembelajaran yang Ibu Rani rancang ini sangat menarik di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung sampai sekarang. Menjadikan Kimia adalah bagian dari kehidupan yang nyata dan kontekstual. Siswa jadi tak meraba-raba dan mengkhayal akibat adanya rumus-rumus yang dianggap rumit dan sulit. Kalau saya jadi siswa, pasti suka banget jika diajar sama Bu Rani dan idola pastinya. Jika memungkinkan, bisa dirancang tolok ukur keberhasilan dari bentuk pembelajaran ini. Ide/topik materi yang ingin/dapat dikembangkan sudah direncanakan dengan matang. Mungkin yang diperlukan, bagaimana tolok ukur keberhasilan program ini? Bisa berupa proses dan produk yang dihasilkan ataukah komponen lain yang benar-benar pembelajaran ini menarik dan berpusat pada siswa. Salam bahagia Bu Rani, tulisan ibu menginspirasi. Akan saya terapkan juga pada materi Bahasa Indonesia. Ayo saling menguatkan dan saling mengisi. Bergerak dan bergerak menuju hal-hal positif. Gassss!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih masukannya. Segera akan disempurnakan.

      Hapus

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Dalam UU No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa ...