Jumat, 01 Oktober 2021

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Dalam UU No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional tersebut selanjutnya dijawantahka dalam suatu pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). 

Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Dari UU No 20 tahun 2003 dan Profil Pelajar Pancasila kita dapat melihat bahwa murid (peserta didik) adalah fokus utama dalam dunia pendidikan. Apapun yang diupayakan oleh orang tua murid, sekolah, dan pemerintah seluruhnya dicurahkan untuk pengembangan potensi murid.

Mari kita lihat dalam ruang lingkup sekolah, sumber daya apa saja yang dimiliki sekolah untuk pengembangan potensi murid dan apa peran guru terkait sumber daya tersebut? Adapun sumber daya yang dimiliki sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya.

1)      Modal manusia meliputi seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah. Kepala sekolah, guru, murid, tenaga kependidikan, orang tua murid dan pengawas sekolah masuk ke dalam modal manusia.

2)      Modal sosial meliputi institusi atau asosiasi yang dapat diajak bekerjasama seperti misalnya komite sekolah, berbagai instansi pemerintah, Bank, dan yayasan. 

3)      Modal fisik meliputi bangunan fisik dan sarana prasarana di sekolah. Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

4)      Modal lingkungan adalah seluruh potensi yang dimiliki oleh lingkungan seperti misalnya fasilitas umum di sekitar sekolah, area pertanian , daerah wisata, industri atau pusat perekonomian di dekat sekolah.

5)      Modal finansial yaitu dukungan keuangan yang dimiliki sekolah baik itu dari pemerintah maupun partisipasi orang tua murid.

6)      Modal politik adalah segala kebijakan atau program dari pihak eksternal yang bekerjasama dengan sekolah seperti misalnya program vaksinasi, pengabdian masayarakat TNI/POLRI, CSR bank, serta seminar dari instansi, perguruan tinggi, atau platform aplikasi belajar.

7)      Modal agama dan budaya meliputi keberagaman agama dan budaya yang ada di sekolah yang memberi warna lingkungan sekolah sekaligus melatih warga sekolah dalam mengembangkan toleransi.

Ketujuh sumber daya tersebut mungkin tidak sepenuhnya dimiliki oleh sekolah,  namun yag terpenting adalah bagaimana cara sekolah mengelola dan memberdayakan sumber daya yang dimiliki dengan berpegang pada pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking.  Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian pendekatan ini melihat sekolah sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan ini menekankan dan mendorong sekolah untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan berbasis aset  menekankan kepada kemandirian dari suatu sekolah untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Kemudian seperti apa peran guru terkait sumber daya sekolah? Tentunya adalah sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya karena guru adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem sekolah. Pemimpin pembelajaran berarti seorang guru menjadi seorang pemimpin yang menitikberatkan pada komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan guru serta komunitas sekolah, dll. Yang dimaksud dengan wellbeing disini terkait dengan kondisi yang sudah berpihak pada murid. Jadi seorang guru diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada murid, dengan memperhatikan segenap sumber daya pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang murid.

Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya sekolah, guru dapat mengingat kembali filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu guru sebagai petani kehidupan. Sebagai seorang petani,guru memberi perhatian kepada murid,  memetakan minat bakat yang dimiliki murid,  melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, membantu murid mematangkan kompetensi sosial emosional, memanfaatkan ketujuh modal yang dimiliki sekolah dalam pembelajaran kontekstual, mengimbaskan pengetahuan yang dimiliki kepada rekan kerja untuk selanjutnya diajak bersama bergerak  mendorong wellbeing ekosistem sekolah. KHD juga menyatakan bahwa guru adalah penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid sekaligus menuntun murid agar dapat mengenali sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga murid secara mandiri bisa memenuhi kebutuhannya. Dalam dunia pendidikan kita mengenal metode coaching yang membantu murid untuk menemukan sendiri potensi diri serta dapat melihat sumber daya yang ada di sekitarnya.

Langkah awal  dalam pengelolaan sumber daya sekolah adalah mengenali dan memetakan sumber daya yang benar-benar memberikan dampak potensial bagi sekolah. Berkesadaran penuh (mindfulness ) dapat membantu dalam mengenali dan memetakan sumber daya sekolah. Berkesadaran penuh yaitu memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Berkesadaran penuh membantu guru untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan sumber daya apa yang dapat digunakan untuh memenuhi kebutuhan murid.  

Inkuiri Apresiatif (IA) juga dapat digunakan dalam pengelolaan sumber daya sekolah untuk memenuhi kebutuhan murid dan lebih luas lagi untuk mencapai visi sekolah.  Pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, sumber daya apa yang dimiliki sekolah mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mengelola aset untuk mencapai tujuan . IA di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama. Di tahap ini, guru merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, guru mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah, pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut, dan sumber daya apa yang dimiliki sekolah.  Tahap ketiga, Gali Mimpi. Pada tahapan ini, guru dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, guru dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan tujuan. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi. Di bagian ini, guru memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan tujuan.

Saya sebagai CGP ingin membuat suatu perubahan kecil yang berdampak pada murid dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki murid dengan alur BAGJA. Bentuk kegiatan yang saya lakukan adalah proyek kimia berbasis sumber daya.  Ini adalah kelanjutan dari praktikum kimia berbasis lingkungan yang sudah berhasil kami lakukan 

  1. Buat Pertanyaan Utama

Pertanyaan 

  • Sumber daya apa yang dimiliki oleh murid ?

  • Sumber daya apa yang paling berpengaruh dalam pembelajaran kimia?

Daftar Tindakan 

Murid dipandu oleh guru melakukan pemetaan sumber daya yang dimiliki.

Setelah memetakan sumber daya yang dimiliki, murid menentukan yang paling berpengaruh bagi dirinya

  1. Ambil Pelajaran

Pertanyaan 

  • Pengalaman apa yang dimiliki murid dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki?

Daftar Tindakan 

  • Murid mengingat kembali pengalaman yang dimiliki.

  • Murid merefleksi kegiatan praktikum berbasis lingkungan tempat tinggal yang sudah perah dicoba.

  1. Gali Mimpi

Pertanyaan 

  • Sumber daya apa yang ingin digunakan dalam pembelajaran kimia?

  • Pengalaman apa yang ingin didapat?

Daftar Tindakan 

  • Murid menentukan  sumber daya yang akan dimanfaatkan dalam pembelajaran kimia.

  • Murid belajar kimia dari lingkungan, murid dapat menjelaskan fenomena sehari-hari dari sudut pandang ilmu kimia, murid belajar kimia dari narasumber langsung misalkan keluarga yang berprofesi sebagai apoteker, dokter, koki, pekerja bangunan, dll.

  1. Jabarkan Rencana

Pertanyaan 

Apa saja yang harus dilakukan dan disiapkan?

Daftar Tindakan

  • Murid memetakan sumber daya dan melakukan refleksi.

  • Murid menyusun proyek.

  • Melaksanakan proyek.

  • Membuat laporan proyek.

  • Guru menilai dan memberikan masukan

  1. Atur Eksekusi

Pertanyaan 

Bagaimana langkah-langkah dalam proyek kimia berbasis sumber daya?

Daftar Tindakan

  • Mengajak murid melakukan refleksi tentang sumber daya yang dimiliki.

  • Mengajak murid menentukan sumber daya yag paling berpengaruh dalam pembelajaran kimi.

  • Mengajak murid melakukan refleksi praktikum kimia berbasis lingkungan rumah yang telah dilakukan.

  • Menugaskan murid menentukan sumber daya yang aka dimanfaatkan untuk pembelajaran dan menyusun proyek kimia berbasis sumber daya.

  • Murid  melakukan proyek kimia.

  • Murid melaporkan proyek yang dibuat.

  • Guru menilai laporan proyek dan memberikan masukan

Sungguh krusial peran guru dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Oleh sebab itu guru hendaknya terus belajar, mengembangkan keempat kompetensi guru yang meliputi 1) mengembangkan diri dan orang lain, 2) memimpin pembelajaran, 3) memimpin manajemen sekolah, dan 4) memimpin pengembangan sekolah. Guru yang kompeten tentunya akan dapat menjadi pemimpin pengelolaan sumber daya sekolah guna mengembangkan potensi murid.

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Dalam UU No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa ...